Senin, 15 Februari 2010

Good morning dear friend :)

Mengenang Dalem Nomporejo seperti melihat kilas balik perjalanan hidup. Sangat banyak yang didapat disini. Sangat banyak! Fondasi hidup ke depan, kasih sayang simbah, kearifan lokal and many more!

Yup! Saya tinggal bersama mbah kakung putri di Dalem kurang lebih 4 tahun. Waktu SMP sampai dengan kelas 1 SMA. Bapak ibu dan adik-adik saya di Jakarta nan panas dan macet. Hehehehe… Critanya gini…..

Sejak kecil kami semua tinggal di Jakarta sekeluarga, bapak ibu, dan 2 orang adik saya. Nah, setiap kami liburan sekolah, tujuan wisata utama adalah Yogyakarta. Maklum, kami 100% asli Ngayogyakarta Hadiningrat. Jadi Yogya minded pokoke! Biasanya base camp kami di Yogya ya rumah simbah ini. Karena simbah cuma tinggal berdua dan ditemani pembantu, jadi setiap kami datang, beliau berdua senangnya bukan main. Waahhh…jadi rame dan meriah. Tapi, setiap liburan kami habis dan harus kembali ke Jakarta, simbah putri selalu berkaca-kaca dan mengelap matanya dengan ujung kebayanya. Duuuhhh… nggak tega aku! Simbah putri memang moto yuyu (mata kepiting), jadi gampang menangis. Dari situlah saya jadi kepikiran untuk nemenin simbah begitu lulus SD. Saya bilang ke bapak,”Pak, kalau aku udah lulus SD, SMP ku di Yogya aja ya, sekalian nemenin simbah. Mesa’ake (kasian) cuma berdua.” Dan dengan suka cita bapak ibu menjawab,”Yo wis, ora popo, begitu lulus neng Yogya wae. Bapak ibu malah luwih tenang.” Terjemahannya gini nich,”Ya udah, nggak papa, begitu lulus ke Yogya aja. Bapak ibu malah lebih tenang.” Maklum, jaman itu banyak isu pemalakan anak-anak sekolah, kenakalan remaja, dll, dll. Jadi, kalau sekolah di Yogya, terlebih di desa, rasanya bakal lebih terjamin keamanan dan kebaikannya. Gitulah kira-kira…

Dulu, waktu saya SMP (tahun 1986an, udah lama banget ya?), kondisi Dalem dan desa Demakan ini masih sangaaatt sunyi dan gelap remang-remang. Ya, waktu itu belum ada listrik. Dalem masih berlantai tanah dan TV masih pakai accu. Sangat menyenangkan dan tradisional banget. Setiap sore, kami bertiga, mbah kakung, mbah putri dan saya, sudah menyiapkan lampu-lampu kecil (kami menyebutnya senthir) dan lampu petromax untuk penerangan di dalam rumah dan pojok-pojok halaman yang harus diberi penerangan. Petromax kami pasang di dalam rumah. “Ben padang le sinau,” kata mbah kakung. “Biar terang belajarnya,” itu bahasa Indonesianya. Kegiatan pagi hari beda lagi, jam 5 kami –tepatnya mbah kakung & mbah putri, saya sih masih sleeping beauty- mengambil senthir-senthir tadi dan menaruh kembali di tempat penyimpanan untuk di display lagi sore nanti :) Dan begitu seterusnya dari hari ke hari, sampai suatu ketika bapak membelikan diesel untuk penerangan di Dalem. Aaaahhh..senangnya!

Buat saya, tinggal di desa tercinta ini seperti petualangan yang benar-benar saya pilih, saya rasakan sensasi kehidupan kesehariannya. Saya merasa beruntung karena merasakan tinggal dalam 2 atmosfir yang berbeda, Jakarta yang penuh sesak, padat dan dinamis. Dan sisi lain desa Demakan yang tenang, alami, dan semua dilakukan dengan berlahan. Nah, kalau dulu liburan saya ke Yogya, sekarang sebaliknya, setiap liburan saya ke Jakarta untuk ketemu bapak ibu, adik-adik dan temen-temen SD saya.

Hiburan saya selama hidup di Delam cukup banyak! Ke sawah sama mbah kakung, ngambilin telur bebek di kandang belakang rumah, nemenin mbah kakung unduh-unduh (memetik kelapa di hari-hari tertentu), njagain padi yang dijemur di halaman supaya nggak di curi ayam (kalau saya pikir-pikir emang ayam bakal makan seberapa banyak ya sampai tuh padi mesti ditungguin? Hihihihi…), belanja ke pasar sama mbah putri di hari-hari pasaran kalau saya pas libur (di desa, pasar tidak buka setiap hari. Biasanya buka di hari-hari pasar, misalnya: setiap pon dan kliwon) dan kadang-kadang ke pantai yang jaraknya cuma sekitar 5 KM dari Dalem.. Cerita tentang pasar, saya ambilkan dari blog saya yang lain ya. Saya akan posting setelah ini, yang artinya secara urutan berada di bawah tulisan ini.

Hmmm…. Apa lagi yaaa? Kayaknya itu dulu dech. Mudah-mudahan tulisan ini cukup buat pengisi hari. Lumayan daripada harus beli tabloid. Hehehehee…..

Have a great day!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar