Selasa, 02 Februari 2010

SUASANA LAIN? JADI ORANG DESA!!!

Buat yang orang desa seperti saya, kalau disuruh tinggal di desa ya sudah biasa. Hehehehe…. Tapi saat kepenatan pekerjaan di Jakarta melanda, impian tinggal di desa jadi morfin yang selalu mengajak untuk kembali. Lagi dan lagi. Caranya, ya gampang, tinggal packing, beberapa baju, cabut dech!

Nah, kalau yang nggak punya desa? Gimana caranya?

Ini dia menariknya! Nggak perlu punya desa atau membeli sebuah desa untuk escape from rutinitas dan kestresan pekerjaan atau kepenatan kemacetan atau apapun namanya yang bikin kita bernafas saja rasanya mesti import oksigen. Caranya? Gimana caranya?

Sabaaarr… Sabaaaarrr….

Ide ini muncul dari otak iseng saya yang berusaha mengorek-ngorek apa yang bisa dimanfaatkan dari sesuatu yang dimiliki keluarga. Jadi critanya kami ini berasal dari desa yang jauuuuhhh nun di Bantul sana. Namanya desa Demakan, kelurahan Gadingsari, kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaaahhh, alamatnya aja panjang bener dan tanpa nomor rumah. Hehehehe….. Tenang! Tenang! Nggak bakal kesasar! :)

Kebetulan, rumah kelurga itu bentuknya pendopo, khas rumah Jawa, lengkap dengan segala macam ubo rampenya (bahasa Indonesianya ubo rampe apaan ya?). Rumah Jawa yang lengkap biasanya terdiri dari Kuncung, Pendopo, Lengkangan, Pringgitan, Nggandok, Ndalem, Senthong, Sepen, Kamar, Pawon. Pastinya kamar mandi juga ada laahh…

Masing-masing bagian itu punya fungsinya sendiri-sendiri. Sama dengan rumah-rumah yang kita tempati sekarang, ada teras, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, dapur, kamar mandi. Cuma ini beda istilah aja.

Menariknya, bukan cuma rumah ini doang yang jadi obyek pelarian kepenatan kita. Untungnya di pringgitan Delem Nomporejo ada gamelan lengkap yang bisa kita mainkan dan ada guru yang bisa kita datangkan untuk sekedar belajar neng nong neng gong.

Nggak suka gamelan? Gimana kalau kita latihan nari di pendoponya? Konon menurut cerita, bapak ibu saya dulu adalah sepasang penari yang suka pentas di pendopo. Jadilah mereka sekarang menari dalam kehidupan berumah tangga dan jadilah saya dan ke 3 adik saya. Lho, kok malah curhat!? Heheheh…

Ngga suka nari, hmmm… kalau masih mau seputaran rumah, kita bisa mancing di kolam atau sungai di samping rumah. Kalau saya sih nggak terlalu suka, nggak sabar nunggu ikan menggigit umpan! Kalau suka masak, kenapa nggak coba bantu ibu saya di dapur. Dalem Nomporejo dilengkapi dengan tungku yang ndeso banget. Liat dech fotonya! Tapi kalau kesulitan pakai tungku, ada kompor gas kok. Jangan khawatir :)

Pengen jalan-jalan keliling desa? Bisa jalan dengan kaki –lebih sehat, lama dan asik-, bisa pakai sepeda –daripada bike to work dengan hiasan pantat bis dan mobil, mending hiasan pantat sapi-, bisa pakai motor roda dua –lumayan nggak usah ngos-ngosan-, atau mau pakai mobil pick up bapak saya yang kami kasih gelar BMW –Bakterbuka Merah Warnanya-. ASik kan!

Desa kami banyak dibatasi sawah-sawah penduduk. Seringkali saya bayangin main lumpur, nanem bibit padi, atau sekedar foto-foto di galengan sawah. Jaman kecil sih sering banget, tapi udah lama banget keasikan ini tidak saya lakukan. Kangen euy!!!

Kalau nggak suka sawah, main ke pantai yuk! Dalem Nomporejo memiliki pantai dengan jarak tempuh 7 KM dari rumah, kalau pas malam tenang, biasanya kita bisa mendengar suara ombak dari kejauhan. Pantainya bukan cuma satu. Pantai terdekat namanya saya kok lupa ya, tapi kami biasa menyebutnya pantai pasar jambu, kok namanya aneh ya? Jadi, ceritanya pantai ini dikelilingi oleh pohon-pohon jambu klutuk dan para penduduk desa disitu suka menjual jambunya di depan rumah atau di pinggir jalan. Pantai ini ada mercu suarnya, lumayan ngeri juga kalau naik sampai puncaknya, tapi sangat mengasikkan karena anginnya jadi gede banget kalau kita keluar ke balkonnya yang berbentuk melingkar, belum lagi pemandangan laut yang bisa kita lihat dari puncak menaranya.

Selain pantai Pasar Jambu, ada pantai Samas, ini lumayan terkenal, seperti halnya Parangtritis. Trus, ada pantai…. Sik ya, kok lupa namanya. Kalau kita jalan agak jauh, kita bisa nembus ke Parangtritis lewat jalan singkat dan bisa makan ikan di Pantai Depok. Udah pernah denger? Pantai Depok ini terkenal dengan TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Kita bisa beli kiloan dalam kondisi mentah, trus minta digoreng dech. Hmmmm… yummy!!!

Duh, apalagi yang bisa saya ceritakan ya?

Hmmm… sekedar informasi, Delam Nomporejo ini memiliki kamar tidur 6, dan 4 diantaranya kamar mandi dalam. Dikit ya? Eiiittt..jangan salah, kalau mau lebih asik, kita bisa tidur ngampar di Ndalem atau di Pendopo. Hehehehe….

Meminjam nama acara di salah satu studio TV, kita juga bisa menantang diri kita untuk “Andai Saya Menjadi…..” Bisa pilih banyak profesi dan kondisi. Petani, angon Kebo, angon sapi, angon bebek, nderes, mbatik, atauuu… mau jadi diri sendiri?

Nah, udah dulu ya. Nantikan cerita-cerita dan foto-foto saya yang lain.

Erry :)
dalemnomporejo@gmail.com
FB: errykurniawati@gmail.com

1 komentar:

  1. tungku simbah putri yang menghasilkan makanan tradisional luar biasa....aku g akan menolak km ajak kesana lagi...(*hehehhe)

    BalasHapus